Jumat, 18 Februari 2011

Berpikir tentang Penciptaan Langit dan Alam Semesta

Allah berfirman:
Artinya: "Maka apakah mereka tidak melihat langit yang ada di atas mereka, bagaimana Kami menggikannya dan menghiasinya dan pada langit itu tidak terdapat retak-retak sedikitpun." (Q.S. Qaaf:6) 
Artinya: "Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan sebanyak itu pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya agar kamu mengetahui bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Dan, sesungguhnya (ilmu) Allah benar-benar meliputi segala sesuatu." (Q.S Ath-Thalaq:12)

Ketahuilah, semoga Allah merahmatimu, sesungguhnya engkau jika merenungkan alam ini dengan pikiranmu, tentu kamu pasti menemukannya sepesti bagunan rumah. Dalam "rumah" itu tersedia segala apa yang dibutuhkan. Langit ditinggikan bagai atap. Bumi dihamparkan bagai hamparan. Bintang-bintang ditebarkan bagai lampu-lampu yang gemerlapan. Aneka ragam permata disimpan bagai simpanan berharga. Semua itu disediakan untuk menunjukkan keberadaan-Nya. Sementara manusia seperti pemilik atau raja rumah itu. Dia bertugas memelihara apa yang terdapat di dalamnya. Macam-macam pohon untuk semua kebutuhannya. Jenis-jenis hewan dikelola untuk kemaslahatannya. Maka, Allah menciptakan langit, menjadikan warnanya sangat mengesankan dan mempesona yang sesuai dengan pandangan dan menguatkan penglihatan. Seandainya warna-warnanya bersinar kuat dan memancarkan aneka macam cahaya, tentu sangat membahayakan yang melihatnya. Sesungguhnya pandangan yang menatap kehijau-hijauan dan kebiru-biruan akan menciptakan keserasian pada pandangan. Jiwa ketika melihat langit dalam keluasannya akan menemukan kenikmatan dan kelapangan. Apalagi jika bintang-bintang bermunculan dan cahaya bulan menyembul dari cakrawala, tentu keindahan semakin mempesona. 
         Raja -raja membuat ukir-ukiran dan hiasan atap-atap singasananya. Ukir-ukiran itu sungguh akan menimbulkan esegaran dan kelapangan bagi yang memandangnya. Akan tetapi, jika ukir-ukiran itu terus menerus dipandang dan diulang-ulang, tentu yang melihatnya akan bosan. Kegembiran dan kelapangan yang pernah ditemukannya akan sirna. Ini berbeda jika dia melihat langit dan hiasannya. Jika raja-raja atau orang bisa memandang langit dan panoramanya ketika ditindih kegelisahan karena sebab-sebab yang memang menggelisahkan, tentu pandangan yang terpantul dari langit dan keluasan jagadnya memancarkan kesegaran dan kelapangan kepada mereka. Para ahli hikmah berkata, "Di sekelilingmu selalu diliputi kelapangan dan kenikmatan yang memagari rumahmu sepanjang langit masih mengelilingi seputarmu."
        Memandang langit mengandung 10 manfaat, yaitu: (1) mengurangi kegelisahan (2) menyedikitkan was-was (3) menghilangkan kecemasan yang menakutkan (4) mengingat Allah (5) dalam hati disegarkan dengan pengagungan pada Allah (6) menghilangkan pemikiran kotor (7) bermanfaat bagi yang menderita strok (8) menghibur orang yang dilanda rindu (9) menciptakan suasana romantis bagi orang - orang yang sedang berkasih-kasihan dan (10) menjadi kiblat do'a orang-orang yang berdo'a. 

Sumber: Al Ghazali, Keajaiban Makhluk Allah, Al Ikhlas, hal.29-32


Tidak ada komentar:

Posting Komentar