Minggu, 20 Mei 2012

Pengertian Akhlak

Kata akhlak disadur dari bahasa Arab dengan kosa al-khuluq yang berarti kejadian, budi pekerti dan tabiat dasar yang ada pada manusia.Setiap manusia dilahirkan dengan tabiat dasarnya yang dibawa dari Tuhan. Pada umumnya yang ahli di bidang ini memahami hal itu dari hadis Rasulullah saw:


عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ  قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَا مِنْ مَوْلُوْدٍ اِلَّا يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَاَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ  اَوْ يُمَجِّسَانِهِ  اَوْ يُنَصِّرَانِهِ    رواه مسلم
“setiap manusia dilahirkan berdasarkan fitrahnya, lalu kedua orang tuanyalah yang mempengaruhinya menjadi Yahudi, Majusi dan Nasrani”. (HR. Muslim)

Kata fitrah pada hadis ini diartikan dengan agama Ilahi yang mengandung ajaran kebenaran dan kesucian. Ajaran inilah yang dibawa lahir oleh setiap umat manusia dan yang disebut sebagai tabiat dasarnya, sehingga setiap individu selalu cenderung kepada kebenaran dan kesucian serta benci kemaksiatan dan kezaliman. 

Dari akar  kata al-khuluq terbentuk kosakata al-akhlaq, al-khaliq dan al-makhluq. Al-khalaq adalah potensi yang tertanam di dalam jiwa seseorang yang mampu mendorongnya berbuat (baik dan buruk) tanpa didahului oleh pertimbangan akal dan emosi. Maksudnya ialah perbuatan yang sudah menjadi kebiasaan sehingga menjadi kepribadian. Ahmad Amin dalam bukunya al-khalaq, mendefinisikan akhlak dengan kebiasaan seseorang. Atau kecenderungan hati atas suatu perbuatan dan telah berulang kali dilakukan sehingga mudah mengerjakannya tanpa terlebih dahulu banyak pertimbangan. 

Al-khaliq  adalah Tuhan yang menciptaka alam semesta, termasuk manusia. Dia bukan sekedar pencipta melaikan juga pemelihara dan pemberi semua kebutuhan ciptaanNya. 

Al-makhluq adalah semua alam semesta termasuk isinya yang diciptakan Allah. Dalam teologi Islam, alam ciptaan ini dijadikan sebagai argumen logis atas keberadaan (wujud) Allah. 

Pembentukan ketiga kata itu dari kosakata yang sama menunjukkan bahwa ketiganya bagaikan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan saling terkait dalam gerak kehidupan. Makhluk sangat membutuhkan hubungan baik dengan  Penciptanya. Tanpa kasih sayang Penciptanya dia tidak dapat hidup. Sedangkan akhlak merupakan jembatan penghubung antara Khaliq dengan makhlukNya dan antara makhluk dengan sesama makhluk

Sumber: Rahman Ritonga, Akhlak merakit hubungan dengan sesema manusia, Amelia Surabaya, 2005, hal. 7-8

Tidak ada komentar:

Posting Komentar